Imbas Pandemi Covid-19, Upaya Pemerintah dalam Memperbaiki Ekonomi Indonesia Mulai Merangkak Naik


Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto
JAKARTA -  Beritabatam.com |  Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto mengakui, dampak Covid-19 dalam 3 bulan terakhir membuat semua indikator ekonomi Indonesia mengalami penurunan. Mulai dari sektor retail, penjualan kendaraan bermotor, industri manufaktur, dan pertanian.

Dengan terjadinya inflasi dan penurunan Consumer Confidence indeks, mengakibatkan angka pengangguran meningkat jelas Airlangga.

"Kemenaker mencatat ada 1, 7 juta pengangguran baru ungkap Airlangga saat pembukaan Munas I Virtual Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Selasa, (23/6/2020),".

Dilansir dari rmoljabar, Airlangga memperkirakan ada sekitar 1,2 juta penganggur baru yang belum terverifikasi dan kurang lebih 3 juta orang kehilangan pekerjaan dampak dari pandemi ini.

"3 juta penganggur baru itu belum termasuk 7 juta orang yang belum mendapatkan pekerjaan sejak sebelum pandemi," lanjutnya.

Namun Airlangga optimis ekonomi Indonesia akan segera menemukan titik balik. seiring dengan kesungguhan pemerintah memitigasi dan menyiapkan solusi penyelamatan ekonomi

“Setelah 3 bulan semua indikator ekonomi turun drastis, mulai bulan ini ada tendensi naik,“ungkapnya.

Ketua Umum Partai Golkar itu menegaskan, kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo disaat pandemi selalu didedikasikan untuk menyelamatkan kehidupan rakyat dan perekonomian negara.

“Itulah kenapa pemerintah mendorong dijalankan new normal,”ujarnya.

Selain dari penyiapan kebijakan dibidang kesehatan dan anggarannya, pihaknya pun akan terus mengeluarkan berbagai paket kebijakan baru. Mulai dari Program Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Program Exit Strategy berupa pembukaan ekonomi secara bertahap menuju tatanan baru hingga Reset dan Transformasi Ekonomi untuk mendorong akselerasi pemulihan ekonomi.

“Pemerintah buat program padat karya dan memberikan pinjaman ke pemerintah daerah, insentif perumahan, cadangan DAK dan cadangan perluasan dengan anggaran mencapai Rp 106,11 Triliun” tuturnya.

Airlangga menyebut bila pemerintah sangat konsern dengan penyelamatan UMKM di tanah air.

“Jadi pajaknya dibayar oleh pemerintah, diberi subsidi bunga, pinjaman untuk modal, penempatan dana untuk restrukturisasi dan kebijakan lain. Total anggaran untuk UMKM sebesar 123,46 Triliun,” katanya.

Langkah lainnya, dijelaskan Airlangga, adalah serangkaian insentif usaha yang akan digelontorkan pemerintah dengan anggaran mencapai Rp 120,61 Triliun. Anggaran itu akumulasi dari insentif untuk PPh 21 DTP sebesar Rp 39,66 Triliun, pembebasan PPh 22 Impor sebesar Rp 12,75 Triliun, pengurangan angsuran PPh 25 Rp 14,4 Triliun, Pengembalian Pendahuluan PPN Rp 5,8 Triliun, penurunan tarif PPh Badan Rp 20 Triliun dan stimulus lainnya sebesar Rp 26 Triliun.

“Kita pun menyiapkan anggaran untuk pembiayaan korporasi, anggarannya Rp 53,57 Triliun,” ucapnya.

Masih kata Airlangga, ditambah dengan anggaran perlindungan sosial yang mencapai Rp 203,9 Triliun, total biaya penangan covid-19 yang disiapkan pemerintah sebesar Rp 695,2 Triliun.

Airlangga juga menegaskan, keberhasilan bangsa Indonesia selamat dari dampak covid-19 tak hanya tergantung pada kebijakan pemerintah. Peran serta dari segenap rakyat Indonesia untuk mewujudkan tatanan hidup baru sangat dibutuhkan dan menentukan masa depan bangsa.

"Untuk mewujudkan semua ini butuh kedisiplinan masyarakat. Oleh karena itu kita libatkan aparat keamanan untuk mendorong pendisiplinan dengan harapan segera terbentuk budaya baru, normal baru,” tandasnya. (***)




Share:  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar