Saling Berkaitan, Makan Sembarangan saat Sahur dan Berbuka Pengaruhi Suasana Hati


Saling Berkaitan, Makan Sembarangan saat Sahur dan Berbuka Pengaruhi Suasana Hati
Foto ilustrasi
JAKARTA - Beritabatam.com - Makanan sahur dan berbuka puasa ada hubungannya dengan perubahan suasana hati. Dokter dan ahli gizi percaya ada korelasi yang pasti antara jenis makanan yang dikonsumsi dan jenis kondisi mental yang dapat menyebabkannya selama puasa Ramadhan.

Sebagai contoh, Dr Mansour Alam selaku direktur Departemen Medis dan konsultan, obat keluarga, pekerjaan dan kesehatan mengatakan orang yang memilih roti putih, nasi putih, gorengan dan manisan untuk sahur cenderung memiliki perasaan gelisah di siang hari.

“Ada kelompok makanan yang memiliki kekuatan untuk membuat Anda tetap tenang dan kemudian ada (kelompok makanan) yang benar-benar dapat membuat Anda hiperaktif dan, selanjutnya, merasa gelisah atau tertekan," kata Dr Alam.

Dilansir dari Gulf News, c. Makanan berserat tinggi lainnya seperti buah-buahan dan sayuran berdaun akan menyerap air dan membuat tubuh tetap terhidrasi sepanjang hari

"Dengan makanan ini, gula dan nutrisi lain di dalamnya dilepaskan perlahan ke dalam darah Anda, menjaga hormon dan gula darah tetap stabil. Mereka (makanan berserat tinggi) tidak menyebabkan perubahan langsung dalam tingkat energi, tetapi memberi Anda pasokan energi yang stabil sepanjang hari," jelas Dr Alam.

Adapun hal terpenting yang dibutuhkan otak agar berfungsi adalah gula. Sedangkan, jika mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti minuman manis, karbohidrat olahan yaitu nasi putih atau makanan olahan seperti donat dan pizza, dapat meningkatkan gula darah pada tubuh secara cepat.

"Kita mengalami lonjakan kadar gula darah juga di mana kita langsung mulai membutuhkan lebih banyak gula. Ini adalah siklus keinginan yang membuat kita merasa hiperaktif, bersemangat, dan segera setelah itu, tertekan dan frustrasi," ungkapnya.

Sementara, jika makan sahur Anda sebagian besar terdiri dari makanan olahan atau makanan glikemik tinggi, bisa menyebabkan perubahan suasana hati terburuk selama jam-jam puasa. Dr Alam memaparkan bahwa makanan tersebut akan membuat setiap sel tubuh kekurangan energi sehingga berpotensi menyebabkan perubahan suasana hati, dan mungkin marah di jalan saat berkendara pulang untuk berbuka puasa sebagai agitasi dan frustrasi karena kurangnya energi yang menentukan tindakan Anda.

"Dua fungsi terpenting yang dilakukan oleh makanan yang baik adalah membuat Anda tetap terhidrasi secara konsisten dan memberikan pelepasan energi secara lambat. Keduanya membuat Anda tetap seimbang, secara mental dan fisik," paparnya.

Karena itu, Dr Alam menyarankan menghindari makanan seperti roti putih, nasi putih, makanan goreng, manisan saat sahur. Sebagai gantinya, perbanyak konsumsi makanan yang kaya serat karena makanan jenis tersebut mampu menahan banyak air dalam tubuh dan tubuh 70% air.

"Ini membuat Anda terhidrasi dan juga melepaskan gula secara perlahan, menjadikan tubuh Anda cadangan energi, sehingga merasa berenergi sepanjang hari," sarannya.

Lebih lanjut, Dr Alam merekomendasikan buah-buahan, granola, gandum, sereal Weetabix dengan susu dan air kelapa untuk dikonsumsi saat sahur. Selain itu, saat iftar akhiri puasa dengan kurma dan air karena memberikan gula dan nutrisi penting. Selanjutnya, makan makanan kaya protein seperti sup lentil bening yang bisa memberikan energi dan hidrasi.

Di sisi lain, 65% hingga 70% makanan yang dikonsumsi saat puasa idealnya harus berupa karbohidrat padat, 20% protein dan 10% makanan yang Anda inginkan. Jadi, jika benar-benar ingin mengonsumsi makanan manis atau memilih makanan yang digoreng, Dr Alam menekankan untuk mengonsumsi secekupnya.

"Orang yang menjalankan puasa tanpa memperhatikan nutrisi mereka menderita migrain, keasaman, dehidrasi, dan perubahan suasana hati," imbuh Mitun De Sarkar, konsultan ahli gizi di Dubai.

Sarkar menambahkan mungkin ada beberapa alasan untuk kondisi ini. Salah satunya banyak orang tidak bisa bangun untuk sahur dan makan makanan bergizi yang akan menopang selama menjalankan puasa panjang. Di iftar, orang bisa membuat pilihan makanan yang salah seperti makan makanan pedas, berminyak, gorengan, makanan manis yang menyebabkan gangguan pencernaan dan keasaman.

"Orang-orang yang terbiasa minum teh, kopi, dan minuman lain mulai mendapatkan gejala selama puasa, menyebabkan lekas marah, kebingungan dan kemarahan. Semua masalah ini perlu diatasi dengan memilih makanan yang tepat pada waktu yang tepat," tutup Sarkar.

Sumber: Sindonews.com
Editor: Ramadhan
Share: