Hadapi Misi Berikutnya, Ini Alasan Natuna Kembali Jadi Tempat Observasi


Hadapi Misi Berikutnya, Ini Alasan Natuna Kembali Jadi Tempat Observasi
Pemerintah kini menyiapkan evakuasi 57 warga negara Indonesia (WNI) ABK Grand Prince di Amerika Serikat.

NATUNA - Beritabatam.com - Usai sukses mengevakuasi dan melakukan observasi WNI dari kapal pesiar World Dream dan Diamond Princess. Pemerintah kini menyiapkan evakuasi 57 warga negara Indonesia (WNI) ABK Grand Prince di Amerika Serikat.

Rencananya, setiba di Indonesia, para ABK itu akan diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau.

"Kita siap hadapi misi kedua, yaitu ABK Kapal Grand Prince yang di Amerika yang akan dipulangkan ke Indonesia," ujar Juru Bicara untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Minggu 15 Maret 2020.

Hal itu juga dibenarkan oleh Komandan Batalyon Kesehatan (Danyonkes) I Marinir, Letnan Kolonel Marinir Muhamad Arifin.

"Iya itu benar, tapi saya juga masih menunggu kepastian, karena Amerika ini Negara besar maka sedang dinegosiasikan dulu. Tapi kita sudah siap untuk misi ini," kata Letkol M.Arifin di acara Basembang Becerita Polres Natuna, di Kafe Ranai Square, Senin 16 Maret 2020.

Letkol Arifin yang juga ditunjuk sebagai Dansatgas Kesehatan untuk Natuna dan Kepulauan Seribu ini juga menegaskan, seluruh WNI yang dievakuasi ke Indonesia harus negatif Covid-19. Hal itu sebagai aturan protokoler dari WHO dan harus diikuti oleh seluruh negara di dunia.

"Pemerintah tidak akan gegabah, semua ada prosedurnya, ada plan a dan b jadi tak mungkin kami bersikap gegabah membuat hal negatif untuk masyarakat. Saya terlibat langsung, saya tidak takut karena saya tau apa penyakit ini, bagaimana penularan dan bagaimana pencegahannya," tegas Arifin.

Dokter di Mako Marinir TNI AL ini juga menjelaskan mengapa Natuna dipilih sebagai tempat Observasi WNI dari Amerika nantinya.

"Perlu diketahui di sebaru Kepulauan Seribu serba susah dapat suplay air, selama ini bawa air kita pakai tongkang dan selang, artinya tidak maksimal, kekurangannya terlalu banyak. Selain itu tidak mudah sandar kapal disana saat kita masukan logistik bagi ratusan orang disana karena melalui jalur laut," kata Arifin.

Dibandingkan dengan Pulau Sebaru, menurut Arifin sarana hanggar barat Lanud Raden Sadjad Natuna lebih baik.

" Hanggar ini kan jauh dari pemukiman, dan pernah kita observasi disana juga. Udara di Natuna masih sangat bagus, panas matahari juga bagus, jadi virus tidak suka disini," ujarnya.

Arifin pun kembali menegaskan, bahwa WNI yang akan diobservasi adalah mereka yang negatif covid-19 saat diperiksa sebelum di evakuasi. Kendati demikian, menurut prosedur dari WHO harus dilakukan observasi selama 14 hari sebelum dikembalikan ke rumah masing-masing. (MK)

Editor: Ramadhan
Share: